Pemandangan tak asing
lagi kalau pedagang musiman muncul saat Jelang Ramadhan. Namun bagaimana cerita
kalau anak-anak sekolah memanfaatkan kesempatan ini dengan berjualan bunga sembari
mengisi liburan sekolah mereka.
Dua orang gadis kecil buru-buru lari menemui seorang bapak
yang hendak ziarah. Deru motornya belum juga mati, dua gadis kecil tadi sudah
sibuk menawarkan dua kantong plastik. Isinya plastik berupa bunga tabur yang dibungkus dengan daun pisang.
“Ini pak, bunganya pak, bunganya....!” ujar salah seorang
gadis.
“Bunganya pak,bunganya..... !” Ujar gadis kecil lain tak mau
kalah menawari. Namun si Bapak tak beli satupun bunga mereka. “Enggak dek...!”
jawab si bapak sambil mengangkat kedua tangan setinggi dada. Dua gadis kecil
tadi pun meninggalkan si bapak, mencari peziarah lain.
Kedua gadis itu adalah Sri Warda Handayani (13) dan Putri
(10). Mereka anak-anak kecil penjual bunga di sekitar pekuburan di jalan Halat,
Medan. Sri tercatat sebagai siswa kelas 1 di SMP Mamiai. Sri sendiri sudah
jualan bunga sejak kamis lalu (12/7).
Tiap hari Sri jualan bunga mulai jam tujuh pagi hingga pukul
tujuh malam. Ia membantu orangtuanya menjajakan bunga-bunga kepada peziarah
yang hendak berziarah. “Sekali-sekali mau bantu orangtua’’, Ujar Sri tersenyum.
Tiap jelang Ramadhan, Sri mengaku selalu
jualan bunga. Sejak tiga tahun lalu ia ikut bantu orang tua jualan bunga.
Untuk setiap bunga bungkusan, Sri menjualnya seharga Rp 1500
- 2000/ bungkus. Tiap hari pendapatan Sri tak menentu, melihat jumlah
pengunjung. Biasanya kalau pengunjung banyak, Sri bisa laku banyak. Kalau tidak,
Sri hanya bisa berpuas seadanya. Rata-rata uang hasil penjualan bunga sebanyak
Rp 100 ribu- Rp 300 ribu.
Namun satu hari menjelang Ramadhan, pengunjung tak sebanyak
biasanya. Ditayai berapa penghasilan hari ini, Sri tak mau nyebut nominalnya.”Gak
sebanyak kemaren kak, ini udah hari terakhir jualan bunga”, kata Sri.
Sementara Putri, tak satu pun bunga yang ia jajakan terjual.
Padahal ini hari pertama Putri jualan bunga. “Capek kak, gak ada laku!”, ujar
gadis yang masih kelas 5 di SD Negeri 107405 Sei Rotan.
Ada juga Tika, siswa kelas 2 SMP Iraswasta. Sudah delapan
hari Tika Jualan Bunga. Tika memanfaatkan liburan sekolahnya untuk membantu
orang tua sekaligus menambah uang jajan. “Kalau libur biasanya gak dikasih uang
jajan, makanya jual bunga biar dapat jajan”, kata Tika. Selain itu dengan
jualan bunga, ia juga bisa dapat teman-teman baru. “Di sini lebih 20 anak-anak
yang jualan bunga. Bisa jadi temanan sama mereka”, tambah Tika.
Beberapa anak memang terlihat memanfaatkan liburan untuk
membantu orang tua. Bahkan ada yang berusaha sendiri memenuhi kebutuhan yang
mereka inginkan. Misalnya Yunasril, anak kelas 6 SD 060824 Medan Area ini
mengaku ingin membeli perlengkapan sekolah seperti tas, sepatu, dan baju. “Mama
belum beli perlengkapan sekolah,” ujar anak ke sepuluh dari sepuluh bersaudara
ini.
Tak mudah bagi anak-anak ini menjajakan bunga mereka. Panas terik, arus lalu lintas yang ramai menjadi
ancaman yang mengintai saat berusaha
menjajakan bunga-bunga mereka. Belum lagi rasa kecil hati yang mereka rasakan
saat di tolak pembeli. “paling sedih itu pas ditolak”, kata Tika.
Selain itu mereka juga harus berhadapan dengan pedagang lain
yang merasa tersaingi. Ada yang mau dijambak, disenggak atau di usir penjual
bunga lain kalau mereka jual lebih murah. “Aku jual empat lima ribu, trus langsung
mau dijambak sama ibu-ibu lain yang jualan bunga. Katanya jualannya bisa gak
laku”, cetus Sri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar